Tak ingin otak beku, maka kami jadikan pena sebagai microwave. Kami, sekumpulan manusia pencinta cerita.
Mau bercerita bersama? Mudah saja. Tinggalkan alamat email-mu, kami punya tema baru tiap minggu.
Mari menulis!

Minggu, 14 Agustus 2011

Harmony – Nyanyian hati para napi

Alkisah seorang wanita narapidana bernama Heong Jeong-Hye, divonis hukuman 10 tahun penjara karena membunuh suaminya. Suami yang di saat terakhir hidupnya dilumuri emosi api cemburu hingga memukuli dan menendang istrinya yang sedang hamil besar. Dan tak ada pilihan bagi Joeong-Hye selain melahirkan di Rumah Sakit penjara, didampingi oleh sipir Kong, malaikat bagi para napi yang menjelma dalam balutan seragam dan pentungan sebagai pengganti tongkat ajaib.

Kedatangan baby Min Woo di penjara wanita seperti sumber air di tengah teriknya padang pasir. Para wanita yang notabene memiliki jiwa keibuan yang besar, mengisi kekosongan jiwanya dengan mencurahkan perhatian dan cinta pada si kecil Min Woo yang memang menggemaskan. Si kecil pun seperti memiliki tiga ibu selain ibu kandungnya; Yeon Si dan Hwaja, teman satu sel Jeong Hye dan Min Woo serta sipir Kong. Juga seorang nenek, Moon Ok, yang juga merupakan teman satu sel. Tak hanya para napi dan sipir, kepala penjara pun memerlakukannya seperti mawar di tengah rerumputan. Kecuali satu, sipir Bang yang berkarakter ketus dan selalu menjaga jarak dengan para napi, termasuk dengan Min Woo.

Heong Jeong-Hye suka sekali bernyanyi, walau tidak bisa dikategorikan bisa bernyanyi. Lucunya, setiap dia bernyanyi, baby Min Woo seketika akan menangis, pasti. Hal ini selalu membuat teman-temannya tertawa tetapi membuat Jeong-Hye sedih. Satu hari para narapidana kedatangan tamu, choir wanita yang bernyanyi di atas panggung dalam ruang serbaguna. Para napi berseragam pun terkesima mendengar indahnya alunan lagu yang bergetar melalui suara indah para penyanyinya. Apalagi Joeng-Hye, berkaca-kaca ia melihatnya, terhipnotis oleh bentuk nyata keindahan hasratnya, musik.

Terinspirasi oleh choir tersebut, Jeong-Hye lalu mengusulkan untuk membuat choir bagi para napi yang kemudian disetujui oleh kepala penjara. Dan pencarian bakat pun dimulai. Adalah Moon Ok, yang kemudian didapuk sebagai pemimpin choir sekaligus dirijen. Bukan hal sulit, mengingat Moon Ok dulu belajar musik dan ahli bermain piano. Piano lah yang memperkenalkannya dengan seorang wanita yang kemudian menjadi guru musiknya. Guru musik yang berhasil memikat suami yang dicintainya. Yang kemudian membuatnya gelap mata hingga mengakhiri hidup mereka berdua menjadi pilihan satu-satunya. Pilihan yang membawanya kini dalam seragam berwarna cokelat, terpidana hukuman mati. Tak banyak yang mengenakan seragam ini, bahkan dalam sel nya, Moon Ok satu-satunya cokelat di tengah biru.

Satu hari datang penghuni baru berseragam biru, Yumi, gadis muda yang dikirim ke penjara oleh kematian ayah tirinya yang bertahun-tahun memerkosanya. Kejadian ini membuatnya menjadi seorang yang pendiam dan tertekan. Anti sosial. Tak dinyana Yumi ternyata memiliki suara indah. Dengan perjuangan rumit, akhirnya choir berhasil mendapatkan Yumi sebagai soprano. Yumi juga lah yang kemudian melatih Jeong-Hye bernyanyi, setelah tersentuh oleh impiannya untuk meninabonokan baby Min Woo. Dan berlatih mereka semua, Harmony Choir, demi panggung pertama mereka di depan seluruh penghuni dan petugas penjara lainnya. Perjuangan panjang pun berbalas, sukses dan pengakuan diraih mereka.

Di tengah kebahagiaan yang mendera, Jeong-Hye harus menelan pil pahit. Sudah saatnya baby Min Woo keluar dari penjara, sesuai dengan peraturan Pemerintah Korea bahwa bayi yang dilahirkan dalam penjara harus keluar untuk kemudian dirawat oleh keluarga atau diadopsi pada usia tiga tahun. Dan si kecil pun diadopsi, oleh sepasang guru. Mawar layu, sumber air kering. Para ibu harus berjuang lebih keras untuk bertahan.

Tahun-tahun berlalu, kesuksesan Harmony Choir sudah terdengar lebih luas hingga mereka diundang dalam acara Woman’s Choir Competition, sebagai bintang tamu. Pada kesempatan ini lah para napi menunjukkan prestasi mereka pada keluarga dan handai taulan yang diperbolehkan untuk diundang. Di ujung penampilan mereka di depan hal layak ramai, ada kejutan dari choir anak-anak yang naik ke panggung untuk bernyanyi bersama. Setiap anak kemudian menggandeng satu penyanyi. Dan di sana lah, Jeong-Hye kembali bertemu baby Min Woo yang kini sudah besar dan tak mengenali ibunya lagi. Momen pertemuan kembali yang sungguh membasahi kekeringan jiwa Jeong-Hye bertahun-tahun ini.

Sepulangnya dari acara tersebut, penjara diliputi aura bahagia, mawar merekah di tiap sudut sel. Hingga satu siang sipir Kong dan Bang mendatangi sel berisi lima wanita yang sudah menjadi keluarga ini. Tidak, alih-alih membawa berita baik lainnya, para sipir ini datang untuk menjemput pemimpin choir mereka, Moon Ok. Nenek berseragam cokelat yang akhirnya dapat melepas seragamnya tersebut dan dapat keluar dari penjara, untuk selamanya.

Jangan sedih, jangan depresi. Itu yang saya katakan setiap habis menonton film ini. Meski di awal film sudah dituliskan bahwa tokoh dan kisah dalam film ini sebagian nyata dan sebagian fiksi, tapi tetap saja terasa begitu nyata dan masuk akal buat saya. Itu yang saya yakini hingga saat ini.

Ini bukan film cewek, bukan film cowok, ini film untuk semua. Film that really kills. Itu sebabnya mengapa saya memilih film ini untuk ditonton dan kemudian sama-sama dibuat resensinya.

Korea; artis, produser, latar, penulis naskah dan semua krunya. Biar banyak orang merubah mind set mereka dan tidak menjadikan film Korea sebagai film kelas dua. Watch first and comment after.

Tissu, itu yang wajib disediakan sebelum menonton film ini. Jangan seperti saya, yang akhirnya harus mengganti baju karena terpaksa digunakan untuk mengerikan cairan yang keluar dari mata dan hidung.

Pesan moral? Padat. Tontonlah, lalu rekomendasikan lah jika merasa perlu menyebar pesannya.

Saran terakhir, jika ada acara penting yang harus dihadiri esok atau setelah nonton film ini, baiknya dimatikan saja dulu, cari waktu lain. Daripada harus datang dengan mata seperti habis jadi korban kekerasan dalam rumah tangga?

Harmony, nyanyian hati para napi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar