Tak ingin otak beku, maka kami jadikan pena sebagai microwave. Kami, sekumpulan manusia pencinta cerita.
Mau bercerita bersama? Mudah saja. Tinggalkan alamat email-mu, kami punya tema baru tiap minggu.
Mari menulis!

Kamis, 21 Juli 2011

PEMULUNG

Ada pemulung. Membawa kantong berisi kaleng dan botol plastik. Ia pilih itu, pasti bukan karena tahu bahwa kaleng dan botol plastik tidak bisa diurai di tanah hingga seribu tahun. Ia pilih itu, karena itulah yang ia bisa untuk ditukar dengan kepingan rupiah. Kepingan rupiah yang bisa ditukar dengan makan serta minum.

Ada pemulung. Membawa kantong berisi kaleng dan botol plastik. Kantongnya, lihat, ia bawa putih dan hitam. Pasti bukan karena ia mengerti, bahwa itu adalah simbol anti rasisme. Yang menunjukkan bahwa warna kulit bisa diusung bersama. Hitam, warna kulit yang secara historis sering bersinggungan dengan mereka-mereka yang putih. Karena, katanya, cahaya adalah simbol kebenaran, dan cahaya identik dengan putih. Dan jelas, itu berlawanan dengan kegelapan, yang warnanya hitam. Ia juga pasti tidak tahu, bahwa Adolf Hitler pernah terang-terangan mengatakan bahwa mereka yang berkulit hitam itu separuh monyet, maka jangan sekali-kali mendudukkan mereka sama rata dengan yang putih. Ia juga pasti tidak tahu, bahwa hitam-putih warna kulit pernah menempatkan Nelson Mandela di penjara selama belasan tahun. Lalu pernah juga, hitam-putih itu menciptakan kebijakan bernama Jim Crow di beberapa negara bagian di Amerika Serikat, yang membuat WC, tempat minum, hingga ruang tunggu yang kulit hitam dan putih dipisahkan. Ia pasti tidak tahu, tapi maukah kalian memberitahunya sesekali? Agar mungkin, hidupnya lebih bermakna. Agar ia tahu, bahwa hidupnya tak cuma memulung, menukar, dan makan. Tapi ia tahu bahwa ia berguna lebih banyak bagi dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar