Tak ingin otak beku, maka kami jadikan pena sebagai microwave. Kami, sekumpulan manusia pencinta cerita.
Mau bercerita bersama? Mudah saja. Tinggalkan alamat email-mu, kami punya tema baru tiap minggu.
Mari menulis!

Rabu, 20 Juli 2011

Jangan Malam Ini, Malamku

Seperti dicekik leherku saat ini, sakit. Sesak.
Biarpun membuka, memegap labium, tak kunjung juga menyergap udara.
Sudah, sudah, percayalah. Aku mengerti, sungguh mengerti.
Kukatakan itu, bukan? Tangkaplah lelahku membawamu ke ertiku.

Sungguh teruk jika aku yang harus membawamu kembali ke dunia yang telah kau tinggalkan.
Tak kau lihat itu Pangeran Kecil yang kerepotan?
Tak kunjung terbit itu kata, yang kutahu pasti mampu membawamu kembali ke duniaku.
Mana kata? Mengapa meninggalkanku kala kubutuh menenangkannya?
Kata, jangan kau tiru itu mentari yang pergi saat pemujanya masih butuh terang.
Jangan.

Berputar, berulang, berputar, berulang alunan sedihmu di telinga.
Kuingat itu gemersik gempa yang menyiksa, keras, tambah keras.
Tak dengarkah kalian ampunku? Mengampunku memohon kalian berhenti. Berhenti menyiksaku.

Jadi, benarkah aku yang salah? Atau lagi-lagi bukan si benar dan si salah yang kau coba tanamkan?
Mama, aku butuh mama yang selalu bisa mendikte dengan indah.
Paparkan saja yang harus kulakukan, kuperbuat, kurasakan, seperti mama. Mama sayang. Bisakah kau tiru ia?

Iya, iya, benar. Gamang, mungkin itu katanya.
Jangan tanya mengapa. Kubilang, jangan tanya.
Ah, tak bisakah menggunakan caraku malam ini, hanya malam ini? Hentikan itu tanya.
Hentikan.

Tiba-tiba terdengar itu teriakan pedih pepohonan di hutanku, memohon pada kita, manusia, untuk menggunakan caranya.
Tapi tak pernah kuasa kita mendengarnya. Tak pernah.
Lelah aku malam ini, biarkan aku terbang dan meninggalkan bumi.
Inginku kembali menjadi peri di angkasa, ringan, riang, bahagia. Kan ku sebar serbuk senyum indah dari angkasa. Maaf, tak mampuku buatmu tenang, setenang sungai berikan yang membelah padang rumput nan hijau bercerah mentari.
Maaf sayang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar