Tak ingin otak beku, maka kami jadikan pena sebagai microwave. Kami, sekumpulan manusia pencinta cerita.
Mau bercerita bersama? Mudah saja. Tinggalkan alamat email-mu, kami punya tema baru tiap minggu.
Mari menulis!

Kamis, 21 Juli 2011

Indonesia

Pembina Upacara : Pancasila!

Siswa-Siswi : Pancasila!

Pembina Upacara : Satu!

Siswa-Siswi : Satu!

Tuhan yang daritadi sedang santai-santai di singgasananya, tiba-tiba tertarik pada upacara ini. Ia menyimak dengan seksama sambil tertawa geli, dan banyak bergumam di dalam hatinya.

Pembina Upacara : Ketuhanan yang Maha Esa!

Siswa-Siswi : Ketuhanan yang Maha Esa!

Tuhan : Hahaha. Lihat itu Jibril, Mikail, justru itulah masalahnya. Mereka bilang saya ini Esa, tapi agama dipilah jadi lima. Tentu saja mereka bertengkar selalu.

Pembina Upacara : Dua!

Siswa-Siswi : Dua!

Tuhan : Sssst.. diam, jangan tertawa dulu, saya ingin mendengarkan nomor dua.

Pembina Upacara : Kemanusiaan yang adil dan beradab!

Siswa-siswi : Kemanusiaan yang adil dan beradab!

Jibril : Tuhan, saya sudah bilang dari dulu, manusia ini tidak usah diciptakan saja. Mereka kan tidak bisa menjaga dunia. Malah saling menghancurkan dan menginjak-injak.

Tuhan : Iya, saya sesungguhnya menciptakan manusia dengan sangat serius, sehingga mereka akan tetap punya keistimewaan, meski nantinya punya daya rusak juga. Tapi ketika menciptakan manusia Indonesia, saya sedang agak mengantuk. Hehehe. Tidak apa-apa lah, biar mereka tak terlalu naïf menganggap saya ini maha sempurna.

Pembina Upacara : Tiga!

Siswa-Siswi : Tiga!

Tuhan : Apa ini? Persatuan Indonesia ya?

Jibril : Ya, betul, Tuhan.

Tuhan : Hahaha. Aduh, aduh, Jibril, pegangi saya. Ya ampun, saya tidak boleh tertawa terlalu bahak ini. Bisa habis seluruh wibawa. Saya heran, kenapa manusia sering mendengungkan persatuan, padahal saya sudah sangat cermat menciptakan perbedaan. Yang kutugaskan adalah, bagaimana mereka memelihara perbedaan. Upaya mempersatukan itu yang justru bikin Indonesia berdarah-darah.

Pembina Upacara : Empat!

Siswa-Siswi & Tuhan : Empat!

Pembina Upacara : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dalam permusyawaratan perwakilan.

Tuhan : Hahaha. Kau mau tahu sesuatu, Jibril?

Jibril : Apa itu, ya Tuhan?

Tuhan : Saya sudah menciptakan alam Indonesia sebaik-baiknya beserta seluruh kegunaannya. Manusianya pun sesungguhnya, kendati diciptakan dalam keadaan ngantuk, saya tetap memberikan sejumlah kelebihan.

Jibril : Misal?

Tuhan : Kecerdasannya dalam menciptakan sekian banyak hal yang tidak berguna.

Jibril : Misal?

Tuhan : Dewan Perwakilan Rakyat! Hahaha!

Jibril : Hahaha!

Pembina Upacara : Lima!

Siswa-Siswi : Lima!

Tiba-tiba pembina upacara mendekatkan mulutnya paca mikrofon, dan berbicara setengah berbisik pada siswa-siswinya.

Pembina Upacara : Sudah, sudah, kalian sudah hapal kan. Tidak usah kita lanjutkan membaca Pancasila ini, nanti ditertawakan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar