Tak ingin otak beku, maka kami jadikan pena sebagai microwave. Kami, sekumpulan manusia pencinta cerita.
Mau bercerita bersama? Mudah saja. Tinggalkan alamat email-mu, kami punya tema baru tiap minggu.
Mari menulis!

Senin, 05 September 2011

The Hangover

Ketika awal mula membeli film ini, saya beranggapan bahwa The Hangover adalah film yang tidak akan menimbulkan kesan mendalam. Film ini, saya perkirakan, berisikan sebagian besar eksploitasi seksual serta kekonyolan khas remaja Amerika. Barangkali hasil akhirnya akan seperti menyaksikan American Pie atau John Tucker Must Die yang sukses membuat ketawa ketiwi tapi sesudah itu nyaris tak berbekas.

The Hangover adalah film tahun 2009 karya sutradara Todd Philips. Ceritanya dimulai ketika empat pemuda pergi ke Las Vegas untuk merayakan pesta bujang salah satu diantara mereka. Doug (Justin Bartha) akan menikah dua hari kemudian, selain mengajak dua sahabatnya pesta, ia juga mengikutsertakan calon adik iparnya. Jadilah Doug, Phil (Bradley Cooper), Stu (Ed Helms), dan Alan (Zach Galifianakis) berkendara, berikrar untuk menjadikan kunjungan ini sebagai, “Malam yang tak terlupakan.”

Setelah keempatnya bersulang di atap hotel, adegan diloncat dan langsung masuk ke kondisi dimana mereka baru terjaga seolah habis mabuk berat. Di kamar hotel mereka, selain kondisi ruangan yang sangat berantakan, terdapat juga bayi menangis dalam kereta, seekor harimau, hingga gigi Stu yang copot satu. Hal yang paling buruk adalah, Doug sang calon mempelai tidak ada di antara mereka!

Petualangan dalam film ini pun dimulai. Dengan gaya flashback, penonton diajak mengikuti bagaimana asal muasal bayi, harimau, hilangnya Doug, hingga mobil mereka yang sekarang jadi mobil polisi. Perjalanan ini cukup seru karena diantara mereka tidak ada satupun yang ingat dengan kejadian semalam oleh sebab tingginya tingkat mabuk yang mereka alami. Pencarian itu membawa mereka ke urusan pernikahan gereja, situasi hampir dipenjara, bahkan berhadapan dengan mafia Asia.

Pada akhirnya film ini memang tidak jauh dengan apa yang saya perkirakan dari awal. Namun ada satu ajaran yang cukup penting yang ingin ditawarkan oleh film itu, bahwa menjadi tua dan dewasa tidak selamanya menyenangkan, manusia harus kembali ke masa mudanya (meski sesekali) untuk merasakan gelegak kehidupan. The Hangover juga hendak mengajarkan, bahwa jangan-jangan pada setiap orang dewasa yang bertindak kekanak-kanakan, mereka dicurigai mengalami masa muda yang kurang menyenangkan. Jadi puaskan masa mudamu, hingga bosan, hingga kehidupan tidak lagi membuat penasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar